MADIUN – Sosialisasi dibidang cukai genjar dilakukan Pemkot Madiun. Setelah melalui Madiun Food Festival beberapa waktu lalu, sosialisasi kembali dikemas menarik melalui seni budaya. Tak tanggung-tanggung tujuh kesenian khas budaya Mataraman tersaji. Tak heran, cukup menarik masyarakat. Bukan hanya dari kota pecel. Namun, juga daerah sekitar. Konsep memang tidak hanya sosialisasi ketentuan di bidang cukai. Tapi juga nguri-uri budaya warisan leluhur.
“Cukai merupakan pemasukkan negara. Masyarakat harus tahu. Sosialisasi tidak harus dengan cara konvensional. Tapi dapat dikemas dengan cara lain. Seperti pagelaran seni budaya seperti ini,” kata Walikota Madiun Sugeng Rismiyanto saat Festival Budaya Mataraman di Balaikota Madiun, Jumat (9/11) malam.
Sosialisasi berbalut pagelaran seni ini terbukti ampuh. Masyarakat tumplek blek di lokasi. Menikmati satu persatu kesenian yang tersaji. Mulai Pencak Silat dan Penthul Tembem (Kota Madiun), Reyog (Ponorogo), Dongkrek (Kabupaten Madiun), Kethek Ogleng (Pacitan), Tari Orek-Orek (Ngawi), dan Tari Bedhoyo Dewi Sri (Magetan). Masyarakat kian gayeng dengan penampilan bintang tamu. Mulai grup band etnik Romanz Pitu dan Kemlaka serta penggebuk drum Gilang Ramadhan. Belum lagi guyonan dari seniman Jo Klitik dan Jo Klutuk selaku pembawa acara.
Walikota mengapresiasi Dinas Kominfo Kota Madiun, penggagas acara. Kegiatan tidak hanya unik. Namun, juga syarat pelajaran. Terutama terutama tentang budaya. Masyarakat khususnya generasi muda menjadi tambah tahu tentang kesenian lokal di Pawitan Dirogo (Pacitan, Ngawi, Magetan, Kabupaten Madiun, Kota Madiun, dan Ponorogo). Walikota berharap kegiatan terus ada dan ditingkatkan. Tidak menutup kemungkinan bakal berkolaborasi dengan daerah sekitar untuk menggelar satu pagelaran yang lebih besar.
“Ini penting, kalau bukan kita, siapa yang akan melestarikan budaya warisan leluhur ini,” ungkapnya.
Kepala Dinas Kominfo Kota Madiun Subakri menyebut kegiatan juga sebagai daya tarik wisatawan ke Kota Madiun. Event seni budaya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Ini tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi Kota Madiun. Semakin tinggi kunjungan ke Kota Madiun, berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Pihaknya mengaku bakal semakin banyak menggelar event ke depan.
“Seluruh kegiatan ini dibiayai dana cukai khususnya cukai tembakau. Kami berharap masyakarat selalu patuh terhadap aturan cukai. Semakin besar pemasukan cukai kepada negara, semakin besar pula dana yang dikembalikan kepada masyarakat,” pungkasnya. (rahmad/agi/diskominfo).
#100ThMadiun
#KotaKarismatikMadiun